Selasa, 01 Maret 2016


Pedukuhan : GLUGO                                                                                         Oleh : Nurul Fatikhah
A.      LETAK :
 Pedukuhan ini terletak di Timur JL Ali Maksum Panggungharjo Sewon Bantul. Pedukuhan ini terdapat 4 kampung  yaitu: Tegal Krapyak, Glugo, Janganan, Sorowajan  dan terdiri dari 13 RT. Salah satu kampung di pedukuhan ini yaitu Janganan Wetan disitu aku dan keluargaku tinggal. Janganan Wetan ini terdiri dari 2 RT yaitu RT 04 dan 05, RT 04 diketuai oleh Bapak Kardiyono dan RT 05 diketuai oleh Bapak Tohar Busroni.
B.      MATAPENCAHARIAAN :
Sebagian besar penduduk Janganan Wetan bekerja sebagai buruh bangunan.
C.      SUMBER DAYA ALAM :
Padi, mangga, kelapa, ketela, jangung, kacang-kacang, terong, cabai, papaya.
D.     KEGIATAN :
Di kampung Janganan Wetan ini terdapat banyak kegiatan antaranya Pengajian Ibu-Ibu yang dilaksanakan setiap 2 Minggu sekali hari Minggu, Pengajian Bapak-Bapak dilaksanakan 2 Minggu sekali setiap Malam Jum’at, Ndzibaan dilaksanakan setiap malam Minggu 2 Minggu sekali, Pengajian Senin Pon dilaksanakan setiap  malam Senin Pon, Pos Yandu dilaksanakan setiap tanggal 7, Arisan Ibu-Ibu yang dilaksanakan sebulan sekali  hari Minggu, TPA dilaksanakan setiap Hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis, Ronda Malam dilaksanakan setiap malam, Kerja Bakti dilaksankan setiap hari Minggu.
E.      SUMBER DAYA MANUSIA :
Petani : 3%
Pedagang : 14%
PNS : 12%
POLRI : 3%
TNI :  0%
Buruh : 55%
F.       FASILITAS :
Gelas, tikar, kursi, meja, kompor, tenda, bendera, piring, tempat nasi, nampan, televisi, sound system, lampu,  di kampung Janganan Wetan ini terdapat 1 masjid, 1 kuburan, 3 pos ronda, kos-kosan, 1 TK, sawah dan 1 lapangan.

SEJARAH KAMPUNG JANGANAN WETAN
            Dulu saat Indonesia dijajah oleh Belanda, di tanah pedukuhan ini dibuat oleh orang Belanda sebuah benteng. Setelah lama dari penjajahan selesai, daerah ini ,tepatnya di tanah kampung Janganan Wetan digunakan untuk memelihara hewan menjangan oleh orang-orang disekitar tanah ini. Setelah beberapa tahun,  hewan menjangan itu sudah tidak ada di situ lagi. Sehingga tanah ini tidak ada penghuninya.
            Penduduk pertama di tanah ini seorang suami istri yang bernama Kyai Citropati dan Nyai Citropati. Setelah berita tentang tanah ini yang tidak berpenghuni tersebar luas, banyak orang yang ingin menghuni disitu tetapi oleh Kyai & Nyai Citropati dibuat peraturan “Jika ingin menghuni  di sini harus bekerja dulu di lahannya sendiri”. Kemudian ada beberapa keluarga yang tinggal disitu. Beberapa keluarga yang tinggal disitu tadi masing-masing diberi lahan dan disuruh bekerja di lahannya masing-masing. Tahun  ke tahun beberapa keluarga tadi semakin banyak mempunyai anggota keluarga, jadi lahannya di wariskan ke anak cucunya sampai sekarang ini. Dan jadilah kampung yang bernama Janganan Wetan. Bernama Janganan Wetan ini karena dulunya tanah ini digunakan untuk memelihara hewan menjangan dan berada di daerah timur (bahasa jawanya timur adalah wetan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar