Pedukuhan :
GLUGO Oleh : Nurul Fatikhah
A. LETAK :
Pedukuhan ini terletak di Timur JL
Ali Maksum Panggungharjo Sewon Bantul. Pedukuhan ini terdapat 4 kampung yaitu: Tegal Krapyak, Glugo, Janganan, Sorowajan
dan terdiri dari 13 RT. Salah satu
kampung di pedukuhan ini yaitu Janganan Wetan disitu aku dan keluargaku
tinggal. Janganan Wetan ini terdiri dari 2 RT yaitu RT 04 dan 05, RT 04
diketuai oleh Bapak Kardiyono dan RT 05 diketuai oleh Bapak Tohar Busroni.
B. MATAPENCAHARIAAN :
Sebagian besar penduduk Janganan Wetan bekerja sebagai buruh bangunan.
C. SUMBER DAYA ALAM :
Padi, mangga, kelapa, ketela, jangung, kacang-kacang, terong, cabai,
papaya.
D. KEGIATAN :
Di kampung Janganan Wetan ini terdapat banyak kegiatan antaranya
Pengajian Ibu-Ibu yang dilaksanakan setiap 2 Minggu sekali hari Minggu,
Pengajian Bapak-Bapak dilaksanakan 2 Minggu sekali setiap Malam Jum’at, Ndzibaan
dilaksanakan setiap malam Minggu 2 Minggu sekali, Pengajian Senin Pon
dilaksanakan setiap malam Senin Pon, Pos
Yandu dilaksanakan setiap tanggal 7, Arisan Ibu-Ibu yang dilaksanakan sebulan
sekali hari Minggu, TPA dilaksanakan
setiap Hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis, Ronda Malam dilaksanakan setiap
malam, Kerja Bakti dilaksankan setiap hari Minggu.
E. SUMBER DAYA MANUSIA :
Petani : 3%
Pedagang : 14%
PNS : 12%
POLRI : 3%
TNI : 0%
Buruh : 55%
F. FASILITAS :
Gelas, tikar, kursi, meja, kompor, tenda, bendera, piring, tempat nasi,
nampan, televisi, sound system, lampu, di kampung Janganan Wetan ini terdapat 1
masjid, 1 kuburan, 3 pos ronda, kos-kosan, 1 TK, sawah dan 1 lapangan.
SEJARAH KAMPUNG JANGANAN WETAN
Dulu saat Indonesia dijajah oleh
Belanda, di tanah pedukuhan ini dibuat oleh orang Belanda sebuah benteng.
Setelah lama dari penjajahan selesai, daerah ini ,tepatnya di tanah kampung
Janganan Wetan digunakan untuk memelihara hewan menjangan oleh orang-orang
disekitar tanah ini. Setelah beberapa tahun,
hewan menjangan itu sudah tidak ada di situ lagi. Sehingga tanah ini
tidak ada penghuninya.
Penduduk pertama di tanah ini
seorang suami istri yang bernama Kyai Citropati dan Nyai Citropati. Setelah
berita tentang tanah ini yang tidak berpenghuni tersebar luas, banyak orang
yang ingin menghuni disitu tetapi oleh Kyai & Nyai Citropati dibuat
peraturan “Jika ingin menghuni di sini
harus bekerja dulu di lahannya sendiri”. Kemudian ada beberapa keluarga yang
tinggal disitu. Beberapa keluarga yang tinggal disitu tadi masing-masing diberi
lahan dan disuruh bekerja di lahannya masing-masing. Tahun ke tahun beberapa keluarga tadi semakin
banyak mempunyai anggota keluarga, jadi lahannya di wariskan ke anak cucunya
sampai sekarang ini. Dan jadilah kampung yang bernama Janganan Wetan. Bernama Janganan
Wetan ini karena dulunya tanah ini digunakan untuk memelihara hewan menjangan
dan berada di daerah timur (bahasa jawanya timur adalah wetan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar