Tampilkan postingan dengan label KELUARGA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KELUARGA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Maret 2016


10 Hal yang Wajib Ayah Ajarkan pada Anak Laki-laki


Getty Image


Membesarkan anak laki-laki tentu berbeda tantangannya dengan membesarkan anak perempuan. Sebagai seorang ayah, Anda pastinya ingin mengajarkan berbagai pelajaran penting untuk masa depan anak. Berikut ini panduannya, agar ia jadi laki-laki sejati, kebanggaan Ayah.

1. Bertanggung jawab
Salah satu ciri laki-laki sejati adalah bertanggung jawab. Ajari anak soal nilai ini sejak dini. Misalnya dengan bertanggung jawab terhadap barang-barang miliknya seperti mainan. Sehingga saat ia besar, ia bisa bertanggung jawab terhadap segala pilihan yang dibuat, baik saat memilih sekolah, karier, hingga pasangan hidup. Juga pada hal-hal kecil seperti memilih kendaraan atau hewan peliharaan. Minta ia memikirkan matang-matang setiap keputusan yang diambil, lengkap dengan risiko di belakangnya.

2. Sopan santun
Pastikan balita Anda diajarkan soal pentingnya mengindahkan sopan santun. Contoh, saat berbicara dengan orang lain, bagaimana ia wajib menghormati orang yang lebih tua, saudara, dan teman. Tekankan juga pentingnya berbuat baik, karena perbuatan baik sekecil apa pun akan berarti besar bagi orang lain.

3. Menghormati orangtua
Orangtua berperan penting dalam membesarkan dan mendidik anak. Karena itu, ajari ia untuk selalu menghormati orangtuanya, sebab kelak ia juga akan menjadi orangtua. Sikap Anda dalam menghormati orangtua Anda -kakek dan neneknya-, akan ditiru dan diingat terus oleh anak sehingga saat ia besar dan berhasil nanti, ia akan selalu ingat dan tidak melupakan jasa kedua orangtuanya. Anda pasti akan bahagia, jika kelak anak Anda selalu menyempatkan diri mengunjungi Anda.

4. Menghargai wanita
Ajari anak memperlakukan wanita dengan hormat dan penuh kasih sayang. Paling sederhana tentu memperlihatkan dari cara Anda memperlakukan istri, seperti ketika membukakan pintu atau ciuman mesra saat pulang kerja. Anak secara tidak langsung akan belajar dari Anda. Penting, camkan juga kalau tidak boleh ada kekerasan fisik dalam bentuk apapun terhadap wanita. Hargai wanita, dan coba mulai memahami sifat-sifat uniknya.

5. Menunjukkan rasa sayang
Umumnya, kaum laki-laki merasa sulit mengekspresikan rasa sayang dan perhatian pada sesama atau orang yang dicintainya. Kasih sayang dan perhatian yang Anda curahkan pada anak bisa jadi cara tepat untuk mengajarkan agar balita tidak segan menunjukkannya kepada orang lain. Menurut Melissa Milkie, sosiolog dari University of Toronto, Kanada, anak yang lebih sering meluangkan waktu bersama orangtua akan tumbuh menjadi anak yang penuh kasih sayang dan peka terhadap perasaan orang-orang di sekitarnya.

6. Berjuang demi memperoleh keinginan
Ajarkan pada anak bahwa keinginan tidak selalu bisa langsung diperoleh. Semua perlu proses, tidak bisa didapatkan secara instan. Jika ia meminta mainan baru, katakan kepadanya bahwa kita harus menabung terlebih dulu. Boleh juga sesekali dijadikan reward, jika ia berperilaku baik atau menunjukkan prestasi membanggakan. Libatkan anak dalam sebuah proses, misalnya memasak kue favoritnya. Awali dengan memilih bahan, mengolah, menghidangkan, hingga memakannya. Seru dan pasti mengena.

7. Jadilah pemimpin
Menumbuhkan jiwa pemimpin pada anak bisa dilakukan dengan cara mengembangkan rasa percaya dirinya sejak usia dini. Biasakan anak berani mengutarakan pendapat dan mengambil keputusan, tentunya dengan pendampingan Anda. Salah satu cara adalah dengan sering mengajaknya bersosialisasi atau bermain bersama teman-temannya. Dari sini Anda bisa melihat, bagaimana karakter kepemimpinan anak di dalam kelompok. Setelah itu tinggal Anda arahkan.

8. Jujur
Kejujuran akan mendatangkan kebaikan. Karena itu, latih anak untuk terbiasa berbuat dan berkata jujur. Cara terbaiknya tentu dengan contoh nyata. Meskipun jawaban jujur tentu tak akan memuaskan semua pihak. Tapi jangan kaget jika anak menolak nasi goreng masakan Anda karena perutnya masih kenyang. Jawab dengan sopan, "Terima kasih telah berkata jujur. Ayah senang sekali. Kita simpan untuk nanti saat kamu lapar, ya."

9. Berhemat
Beth Kobliner, penulis buku Get a Financial Life, mengatakan bahwa konsep berhemat sudah bisa dikenalkan kepada anak sejak usia 3 tahun. Saat mengajak anak belanja bulanan, misalnya. Biasanya anak akan minta dibelikan berbagai macam makanan. Katakan padanya bahwa uang yang Anda bawa terbatas, daftar kebutuhan yang akan dibeli pun banyak. Jadi Anda harus berhemat, dan balita hanya boleh beli satu jenis makanan saja. Harapannya, jika sudah besar nanti, ia akan lebih paham soal pengelolaan dan penggunaan uang dengan bijak.

10. Jadi pendengar yang baik
Gentleman always listens attentively. Jadi, ajari anak mendengarkan dengan penuh perhatian. Berikan contoh nyata dengan selalu mendengarkan setiap kali anak bercerita, tanpa memotong sebelum cerita lengkapnya selesai. Ini berlaku juga saat jagoan kecil Anda bercerita panjang lebar kalau ia tidak melawan saat dipukul teman sekolahnya, lho.
From: http://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/10-hal-yang-wajib-ayah-ajarkan-pada-anak-laki-laki

Menanamkan Mindset Entrepreneur pada Anak Sejak Dini


Saat ini perusahaan start up berkembang pesat merambah kota-kota besar di Indonesia. Dan yang menghidupkan dan mengembangkan perusahaan start up tersebut adalah para entrepreneur muda. Sebut saja Nadiem Makarim, pendiri GoJek, Nabilah Alsagoff pemilik Doku, dan Ferry Unardi pemilik Traveloka.

Kesuksesan yang mereka capai tidak terjadi dalam waktu semalam. Mereka melalui proses yang panjang untuk dapat mengembangkan mindset yang akhirnya menghantarkan mereka ke pintu kesuksesan, seperti rasa ingin tahu yang besar, ketekunan, dan lain-lain.Maka dari itu, bukankah akan sangat bermanfaat jika Anda menanamkan mindset tersebut kepada Anak sejak dini sebagai bekal untuk dapat meraih kesuksesan di masa depan? Berikut adalah beberapa caranya:

  • Libatkan anak dalam proses bekerja sehari-hari Anda
Benjamin Franklin mengatakan, “Beritahu, maka saya akan melupakannya. Ajari, maka saya mungkin akan mengingatnya. Libatkan saya, maka saya akan belajar.”Mulai libatkan Anak-anak dalam hal-hal kecil dalam pekerjaan Anda, seperti turut membantu membuat dokumen presentasi ke klien atau mengajak anak Anda mampir sejenak ke tempat kerja Anda. Diskusikan bersama mereka betapa pentingnya perhatian terhadap hal-hal kecil tersebut dalam membangun bisnis dan karir di masa depan.
 
  • Berikan contoh entrepreneur sukses kepada anak Anda
Cari tahu bidang yang anak Anda minati dan berikan contoh entrepreneur sukses di bidang tersebut agar dapat memberikan inspirasi dan role model bagi anak Anda.  Jika anak Anda tertarik terhadap teknologi, Anda bisa menceritakan kisah perjalanan Mark Zuckerberg dalam membangun  Facebook dan Bill Gates yang membuat terobosan baru lewat perusahaan Microsoft.
 
  • Biarkan anak Anda mencoba menjadi entrepreneur
Ajak anak Anda untuk brainstorming dan mencoba menghidupkan ide-ide mereka agar dapat mengasah mindsetentrepreneur mereka, tentunya dengan persetujuan, supervisi dan bantuan Anda. Misalnya jika anak Anda tertarik dunia fashion, mereka dapat mencoba menjual baju melalui akun Instagram. Karena tidak ada pelajaran yang lebih baik dari mempraktekkannya secara langsung.

Di tengah padatnya kesibukan kerja dan membesarkan anak Anda, HSBC Advance hadir sebagai partner finansial yang tepat untuk membantu Anda memberikan masa depan cemerlang bagi anak Anda melalui pendidikan yang terbaik. Manfaatkan bantuan dari tim finansial HSBC Advance untuk membangun rencana pendidikan anak sesuai dengan mimpi Anda. Anda juga dapat memulai rencana Anda dengan solusi investasi bulanan yang terjangkau mulai dari Rp 2,5 juta per bulan, serta menghemat biaya administrasi hingga 45% untuk top up, switch dan redeem solusi investasi Anda melalui Personal Internet Banking.

Selain itu, Anda juga dapat memantau perkembangan investasi Anda melalui fitur Wealth Dashboard untuk memastikan rencana Anda tetap pada jalur yang tepat. Sambil mempersiapkan dana pendidikan anak, Anda tetap dapat menikmati gaya hidup yang Anda dan keluarga Anda idamkan menggunakan Kartu Debit HSBC Advance yang memberikan 15% cash rebate untuk transaksi bersantap dan 5% cash rebate untuk belanja bulanan di supermarket favorit Anda hingga Rp 250,000 setiap akhir pekan.

From: http://www.parenting.co.id/keluarga/menanamkan-mindset-entrepreneur-pada-anak-sejak-dini

Menangani Anak Pendiam dengan 5 Langkah Penting


Dokumentasi Ayahbunda


Saat menemani anak ke arena bermain, ia nampak lebih diam dibandingkan anak-anak lainnya. Jika anak-anak seumurannya berlarian, berceloteh, bercanda hingga menjerit-jerit, anak justru memilih duduk diam di kursi taman. Melihat fakta tersebut, jangan panik, Bunda. Belum tentu balita bermasalah dalam berkomunikasi atau bersosialisasi.

Tahukah Bunda, banyak tokoh dunia yang tumbuh sebagai anak pendiam, namun mereka sukses dalam bidangnya. Sebut saja, CEO Yahoo Marissa Mayer, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pendiri Microsoft Bill Gates, guru para enterpreneur dunia Warren Buffet, aktris Courteney Cox, hingga presiden AS Barrack Obama. Mereka bisa tampil di depan orang banyak, kendati tumbuh menjadi anak pendiam. Yang perlu Anda lakukan adalah:

1. Cari tahu alasannya
DR. William Sears, profesor Ilmu Kesehatan Anak di University of Southern California School of Medicine, dan University of California menemukan ada balita usia 2 tahun yang mudah bergaul dengan orang asing, kemudian berubah drastis menjadi pendiam saat usianya 3 tahun. Hal ini disebabkan karena anak usia di atas 2 hingga 4 tahun memasuki fase kecemasan baru terhadap orang asing sehingga mereka takut terhadap orang yang tidak dikenalnya. Dr. Sears juga menemukan alasan lain, yaitu anak lebih memilih untuk mendengarkan, sedang lelah atau sakit, merasa suaranya lebih kecil dibandingkan teman-temannya, sedang asyik berimajinasi, dan penuh pertimbangan. Sarannya, hindari memaksa anak untuk keluar dari ‘dunia diamnya’, terlebih jika ia sedang lelah atau sakit.

2. Ajak anak untuk berinteraksi sesuai minatnya
 “Anak pendiam cenderung memiliki minat yang unik dan kuat. Beri kesempatan anak menjalani minatnya. Saat orang tua ikut terlibat dan mendukung, anak yang bahagia dan percaya diri akan bersosialisasi dengan anak lain,” ungkap Christine Fonseca, penulis buku Quiet Kids: Help Your Introverted Child Succeed in an Extroverted World. Untuk mengikuti minat diamnya, ajak anak untuk berkenalan dengan apa yang ada di lingkungannya. Awali terlebih dahulu dengan benda-benda mati, tumbuhan atau hewan. Jika ia sudah mau bergerak dan bercerita, barulah ajak ia berinteraksi dengan teman sebayanya. Atau ajak anak bermain -yang tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain-, misalnya bermain lego atau balok-balok kayu, buku interaktif, action figure atau mobil-mobilan. Saat ia mulai asyik dengan mainannya, minta balita cerita apa yang sedang ia lakukan.

3. Tetap minta anak bicara
Berikan pengertian penuh pada anak bahwa menjadi pendiam tidak apa-apa. Jelaskan bahwa ia tidak harus seperti si A atau si B yang banyak bicara. Tetapi jelaskan bahwa ia tidak boleh diam jika ia ingin meminta sesuatu,  mengungakapkan perasaannya (seperti sedih atau bahagia), merasa tidak nyaman, merasa sakit atau disakiti oleh orang lain. Katakan bahwa dengan bicara, maka Bunda, Ayah, dan orang lain akan mengerti apa yang ia inginkan.

4. Bantu anak belajar mengungkapkan
Pendiam tidak selalu berarti cuek atau tidak peduli. Bisa jadi anak tidak mengerti bagaimana caranya untuk mengungkapkan apa isi pikiran dan perasaannya. Yuk, bantu anak! Caranya sering-seringlah ajak anak ngobrol lalu berikan juga ia kesempatan untuk bicara. Hindari memotong ucapannya karena hal tersebut dapat mengecilkan hatinya. Kelak, ia enggan untuk bicara lagi, dan memilih untuk diam. Usai ngobrol, coba untuk ajukan pertanyaan. Gunanya untuk melihat apa yang sudah ditangkap anak lewat obrolan tadi. Kegiatan membaca buku dan bernyanyi juga dapat membantu balita untuk mengenali bagaimana cara mengungkapkan sesuatu.
From: http://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/menangani-anak-pendiam-dengan-5-langkah-penting

Peran Kakak untuk Adik


“Anak-anak lebih besar yang mengurus adiknya menjadi lebih percaya diri dan merasa sangat bangga jika adiknya berhasil,” jelas Andrew Garner, M.D., anggota dari komite American Academy of Pediatrics bidang Aspek Psikososial Anak dan Kesehatan Keluarga. Nah, anak-anak yang membantu adiknya akan menjalin kelekatan yang kuat yang bisa berlangsung sepanjang hidup. 

Berikut ini ada beberapa peran yang kakak sekolah bisa lakukan:

1.    Pelatih Olahraga. Jika ketangkasan dan koordinasi membuat kakak menjadi bintang lapangan dan legenda seputar perumahan, minta dia untuk melatih adiknya sehingga berprestasi, juga.
2.    Pendamping ke Toilet. Mengantri di depan toilet di restoran atau toko memang membosankan, namun kakak pasti tidak berkeberatan. Bila tempatnya tidak jauh dari tempat duduk, kakak bisa dengan mudah menjaga dan menemani adik ke toilet dan tempat mencuci tangan (Kalau tempatnya terlalu jauh dan ada jalan keluar lewat pintu belakang, lupakan hal ini!).
3.    Guru si Adik. Nilai matematika dan kemampuan mengeja adik masih jelek, padahal nilai kakak untuk pelajaran tersebut cukup tinggi. Biarkan kakak mengajari adik dan memberinya kuis.
4.    Masak Mudah. Siapkan jus, susu, roti, dan cereal. Beres, deh! 
From: http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/peran+kakak+untuk+adik